Keteranganmengenai QS. At-Taghabun. Surat ini terdiri atas 18 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah dan diturunkan sesudah surat At Tahrim. Nama At Taghaabun diambil dari kata At Taghaabun yang terdapat pada ayat ke 9 yang artinya hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. QS. At-Taghabun.
إِن تُقۡرِضُواْ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنًا يُضَٰعِفۡهُ لَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ۚ وَٱللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ إِن تُقۡرِضُواْ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنًا يُضَٰعِفۡهُ لَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ۚ وَٱللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ تُقۡرِضُواْ kamu memberi pinjaman يُضَٰعِفۡهُ Dia melipat gandakannya وَيَغۡفِرۡ dan Dia mengampuni تُقۡرِضُواْ kamu memberi pinjaman يُضَٰعِفۡهُ Dia melipat gandakannya وَيَغۡفِرۡ dan Dia mengampuni Terjemahan Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Dia akan melipatgandakan balasan untukmu dan mengampunimu. Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Penyantun. Tafsir Jika kalian meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik seumpamanya kalian mengeluarkan sedekah dengan hati yang tulus ikhlas niscaya Allah melipatgandakannya kepada kalian menurut suatu qiraat dibaca yudha``afhu lakum. Dilipatgandakan pembalasannya mulai dari sepuluh kali lipat hingga sampai tujuh ratus kali lipat, dan bahkan lebih dari itu dan mengampuni kalian apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Pembalas jasa artinya selalu memberikan balasan amal ketaatan lagi Maha Penyantun dalam siksaan-Nya terhadap perbuatan maksiat. Topik
KajianTafsir Qur'an dengan sumber referensi:1. Tafsir Qur'an Kemenag RI2. Tafsir Jalalain3. Tafsir Ibnu Katsir3. Tafsir AL-AzharFile PDF PPT bisa didownload
14. يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّ مِنْ أَزْوَٰجِكُمْ وَأَوْلَٰدِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَٱحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِن تَعْفُوا۟ وَتَصْفَحُوا۟ وَتَغْفِرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ yā ayyuhallażīna āmanū inna min azwājikum wa aulādikum aduwwal lakum faḥżarụhum, wa in ta’fụ wa taṣfaḥụ wa tagfirụ fa innallāha gafụrur raḥīm 14. Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Tafsir Dalam ayat Allah subhanahu wa ta’ala memperingatkan kita bahwa ada di antara keluarga kita di antaranya istri-istri dan anak-anak kita yang bisa menghalangi kita dari beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan menghalangi kita dari menjalani ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istri kalian dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi kalian, maka berhati-hatilah kalian terhadap mereka.” Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwa ada diantara istri-istri dan anak-anak kita ada yang menjadi musuh bagi kita, dan musuh adalah seseorang yang menginginkan untuk menimpakan keburukan kepada yang lainnya, dan Allah subhanahu wa ta’ala mengatakan disini sebagian مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ “dari sebagian istri-istri kalian dan anak-anak kalian” jadi tidak semua istri-istri dan anak-anak itu buruk, karena ada diantara mereka yang baik. Termasuk contoh istri yang baik adalah sebagaimana yang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sabdakan, dari Tsauban, ia berkata لَمَّا نَزَلَ فِي الْفِضَّةِ وَالذَّهَبِ مَا نَزَلَ قَالُوا فَأَيَّ الْمَالِ نَتَّخِذُ؟ قَالَ عُمَرُ أَنَا أَعْلَمُ ذَلِكَ لَكُمْ. قَالَ فَأَوْضَعَ عَلَى بَعِيرٍ فَأَدْرَكَهُ، وَأَنَا فِي أَثَرِهِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ، أَيَّ الْمَالِ نَتَّخِذُ؟ قَالَ ” لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، وَزَوْجَةً تُعِينُهُ عَلَى أَمْرِ الْآخِرَةِ “ “Tatkala turun ayat yang berkaitan dengan masalah perak dan emas, para sahabat bertanya, “Lantas harta apa yang kita ambil?” Umar berkata “Aku akan memberitahukan kepada kalian masalah itu.” Umar lantas naik ke atas untanya dan menemui beliau shallallahu alaihi wasallam, sementara aku mengikuti di belakangnya. Umar bertanya; “wahai Rasulullah, harta apa yang boleh kita ambil?” Beliau menjawab “Hendaknya salah seorang dari kalian menjadikan hatinya sebagai hati yang bersyukur, lisan yang berdzikir dan istri yang menolongnya dalam urusan akhiratnya.” [1] Hadits ini menunjukkan bahwa salah satu bentuk kenikmatan adalah ketika memiliki istri yang senantiasa mengingatkan suaminya tentang perkara akhirat, sering memotivasi dia untuk senantiasa berinfak, mengingatkan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya, membangunkan dia untuk shalat subuh, dan membangunkan dia untuk shalat malam. Akan tetapi Allah subhanahu wa ta’ala juga mengingatkan bahwa diantara istri-istri terdapat musuh bagi suaminya yang selalu membuat masalah, yang menghalangi suaminya dari berbuat kebaikan, ketika ingin berbuat baik kepada orang tua dihalang-halangi, ingin berbuat baik terhadap kerabat dihalang-halangi, dia yang mengajarkan suaminya menjadi pelit, mengajarkan suaminya untuk terus memikirkan dunia, bahkan mengajarkan suaminya untuk berhutang demi memiliki perhiasan dunia, dan yang lainnya. Istri seperti ini dialah musuh bagi suaminya yang menginginkan keburukan kepada suaminya. Demikian juga anak-anak sebagaimana yang diriwayatkan dari Ya’la al-Amiri, جَاءَ الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ يَسْعَيَانِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَضَمَّهُمَا إِلَيْهِ وَقَالَ إِنَّ الْوَلَدَ مَبْخَلَةٌ مَجْبَنَةٌ» “datang Al-Hasan dan Al-Husain berjalan menuju Nabi shallallahu alaihi wa sallam maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam merangkul meraka berdua dan bersabda sesungguhnya anak membuat orang menjadi pelit dan penakut.” [2] Dalam hadits ini disebutkan bahwa anak menjadi sebab seseorang menjadi pelit dan penakut, ketika dia mau berinfak lalu dia memikirkan anak-anaknya akhirnya membuatnya tidak jadi berinfak, dan ketika dia ingin berjihad lalu dia memikirkan anak-anaknya lalu berpikir jika dia meninggal maka siapa yang akan mengurus anak-anaknya? Akhirnya membuatnya tidak jadi berjihad. Bahkan anak-anak bisa membuat seseorang terjerumus ke dalam kemaksiatan ketika anaknya banyak keinginan, ingin ini dan ingin itu lalu dia menuruti semua keinginan anaknya akhirnya dia terjerumus ke dalam kemaksiatan, contohnya ketika anaknya ingin menonton di bioskop, demi menyenangkan anaknya dia mengikutinya. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan untuk berhati-hati فَاحْذَرُوهُمْ “maka berhati-hatilah kalian terhadap mereka”, karena sebagian orang mengatakan bahwa ini seperti musuh dalam selimut yaitu musuh yang tidak disadari, rasa cinta terhadap istri dan anak-anak dengan rasa cinta yang berlebihan sehingga membuatnya tidak bisa menimbang dengan timbangan syar’i, akhirnya dia menuruti semua keinginan istri-istri dan anak-anaknya dan dia terjerumus ke dalam kemaksiatan tanpa dia sadari. Seperti yang dijelaskan oleh penulis bahwa sebab turunnya ayat ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, وَسَأَلَهُ رَجُلٌ عَنْ هَذِهِ الآيَةِ {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ} قَالَ هَؤُلَاءِ رِجَالٌ أَسْلَمُوا مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ وَأَرَادُوا أَنْ يَأْتُوا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَبَى أَزْوَاجُهُمْ وَأَوْلَادُهُمْ أَنْ يَدَعُوهُمْ أَنْ يَأْتُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا أَتَوْا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَوْا النَّاسَ قَدْ فَقُهُوا فِي الدِّينِ هَمُّوا أَنْ يُعَاقِبُوهُمْ»، فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ} [التغابن 14] الآيَةَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ “ Ibnu Abbas ditanya oleh seorang laki-laki mengenai ayat ini {Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka} QS. Attaghabun 14, beliau menjawab mereka adalah para lelaki penduduk Makkah yang telah masuk Islam, dan ingin menemui Nabi shallallahu alaihi wa sallam , namun istri-istri dan anak-anak mereka enggan jika mereka ditinggalkan untuk menemui Rasulullah shallallahu alaihi wa salam. Ketika mereka mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa salam , mereka melihat orang-orang yang telah datang lebih dahulu sungguh telah memahami agama, sehingga mereka berniat ingin menghukum istri-istri dan anak-anak mereka, maka turunlah ayat ini {Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka} QS. Attaghabun 14.”[3] Dan ini bukan hanya untuk para istri saja, namun para suami juga bisa menjadi musuh bagi para istri jika mereka menghalangi istri-istri mereka dari ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. [4] Kemudian firman Allah subhanahu wa ta’ala, وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ “dan jika kalian maafkan dan kalian santuni serta ampuni mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” Ini merupakan arahan ilahi yang indah, karena dalam ayat ini menjelaskan bahwa meskipun di antara istri-istri dan anak-anak ada yang merupakan musuh dan kita diperintahkan untuk waspada dan hati-hati, namun bukan berarti lantas kita menjadi pelit dan marah terhadap istri dan anak-anak, karena bagaimanapun mereka adalah istri-istri dan anak-anak kita. Allah subhanahu wa ta’ala memberi arahan dan bimbingan dengan firman-Nya وَإِنْ تَعْفُوا “dan jika kalian maafkan”, وَتَصْفَحُوا “dan kalian berlapang dada” yaitu melapangkan dada tanpa perlu mencela namun cukup dinasihati, karena ketika mereka salah maka hakikatnya sang suami juga salah karena terlalu mengikuti kemauan mereka, وَتَغْفِرُوا “kalian menutupi” yaitu menutupi kesalahan mereka[5], tidak perlu bercerita kepada orang lain sebab dia tidak bisa melalukan ketaatan karena disebabkan istri-istri dan anak-anaknya, karena kesalahan mereka bukanlah untuk diceritakan kepada orang lain, maka disini Allah subhanahu wa ta’ala memberikan solusi وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا “dan jika kalian maafkan dan kalian tidak mencela, serta menutupi kesalahan mereka”. Mengapa suami dilarang untuk memarahi istri-istri dan anak-anaknya yang telah membuatnya lalai dari ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala?, hal ini dikarenakan bagaimanapun juga mereka adalah istri-istri dan anak-anaknya, dan bukanlah orang lain, yang mana mereka adalah kecintaannya, yang memiliki jasa baik lainnya, memberikan kebahagiaan kepadanya. Karenanya dilarang untuk mencela dan memarahi mereka atau menghukum mereka. Uslub/metode ini disebut dalam istilah tafsir dengan الاِحْتِرَاس, yaitu Allah subhanahu wa ta’ala mendatangkan suatu pernyataan untuk menepis prasangka yang keliru yang mungkin muncul terhadap pernyataan yang sebelumnya. Dalam hal ini ketika Allah berfirman إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ “Sesungguhnya di antara istri-istri kalian dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi kalian, maka berhati-hatilah kalian terhadap mereka”, maka ketika ada seseorang yang membaca ayat ini kawatir ia salah paham, dan menyangka harus menghukum anak dan istrinya yang menyebabkannya lalai. Maka untuk menepis kemungkinan persangkaan ini maka Allah subhanahu wa ta’ala mengatakan setelahnya وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا “dan jika kalian maafkan dan kalian tidak mencela, serta menutupi kesalahan mereka”. Ini menunjukkan untuk kita tetap harus sayang kepada istri-istri dan anak-anak kita meskipun dalam kondisi mereka jelas-jelas salah, entah karena menjerumuskan kita sehingga menjadi pelit, atau menghalangi kita dari menuntut ilmu, atau menyebabkan kita kurang berbakti kepada orang tua, dan lain-lain, namun kita tetap dilarang untuk memarahi mereka, mencela mereka, dan mengumbar aib mereka. Apalagi jika kesalahan mereka hanya berupa kesalahan yang ringan maka lebih dilarang lagi bagi kita untuk memarahi mereka, mencela mereka, dan mengumbar aib mereka. Dan jika seorang suami sudah melakukan apa yang Allah subhanahu wa ta’ala perintahkan yaitu وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا “dan jika kalian maafkan dan kalian tidak mencela, serta menutupi kesalahan mereka” maka balasannya adalah فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ “Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”. Maksudnya adalah اَلْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ “balasan sesuai dengan amal”, sebagaimana kalian mengampuni istri-istri dan anak-anak kalian maka Allah subhanahu wa ta’ala akan mengampuni kalian. Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala tidak memberikan janji-janji yang lain dan Allah subhanahu wa ta’ala hanya memberikan janji akhirat, yaitu ketika seorang suami memaafkan istri-istri dan anak-anaknya, menasihati mereka, tidak mencela mereka, dan tidak membongkar aib mereka maka Allah subhanahu wa ta’ala akan mengampuninya, dan ini yang paling diharapkan oleh seorang hamba di akhirat, yaitu diampuni dosa-dosanya. Dan itu bisa ia raih dengan mengampuni istri-istri dan anak-anaknya. ____________ Footnote [1] HR. Ahmad no. 22437, dikatakan oleh Syu’aib al-Arnauth hadits ini hasan lighoirih [2] HR. Ibnu Majah no. 3666, dan hadits ini dishohihkan oleh Al-Albani [3] HR. At-tirmidzi no. 3317 dan ia berkata, “Hadits ini adalah hadits hasan shahih”, dan hadits ini dihasankan oleh Al-Albani. [4] Lihat Tafsir Al-Qurthubi 18/142 [5] Lihat At-Tahrir- wat-Tanwir 28/285
Surahat-Taghabun 64 ~ Tafsir Sayyid Quthb (2/4) Surah ath-Thalaq 65 ~ Tafsir Sayyid Quthb (5/5) Bagikan ('Amal Jāriyah): Dalam Kategori: Tafsir Tafsir Sayyid Quthb 64 Surah at-Taghabun. Terakhir diperbarui: 18 Februari 22. Diposting pada: 14 Februari 22. Terdiri Dari: 1660 Kata. Dilihat: 11 Kali.
Warning against the Fitnah of Spouses and OffspringAllah states that some wives and children are enemies to their husbands and fathers, in that they might be busied with them rather than with performing the good deeds. Allah said in another Ayah,يأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَلُكُمْ وَلاَ أَوْلَـدُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْخَـسِرُونَ O you who believe! Let not your properties or you children divert you from the remembrance of Allah. And whosoever does that then they are the losers. 639 Allah the Exalted said here,فَاحْذَرُوهُمْtherefore, beware of them! for your religion, according to Ibn Zayd. Mujahid explained the Ayah ,إِنَّ مِنْ أَزْوَجِكُمْ وَأَوْلـدِكُمْ عَدُوّاً لَّكُمْVerily, among your wives and your children there are enemies for you; by saying, "They might direct the man to sever his relation or disobey his Lord. The man, who loves his wives and children, might obey them in this case." Ibn Abi Hatim recorded that Ibn `Abbas said to a man who asked him about this Ayah,يأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ إِنَّ مِنْ أَزْوَجِكُمْ وَأَوْلـدِكُمْ عَدُوّاً لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْO you who believe! Verily, among your wives and your children there are enemies for you; therefore beware of them! "There were men who embraced Islam in Makkah and wanted to migrate to Allah's Messenger . However, their wives and children refused to allow them. Later when they joined Allah's Messenger , they found that those who were with him the Companions have gained knowledge in the religion, so they were about to punish their wives and children. Allah the Exalted sent down this Ayah,وَإِن تَعْفُواْ وَتَصْفَحُواْ وَتَغْفِرُواْ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌBut if you pardon them and overlook, and forgive, then verily, Allah is Oft-Forgiving, Most Merciful." At-Tirmidhi collected this Hadith and said that it is Hasan Sahih. Allah's statement,إِنَّمَآ أَمْوَلُكُمْ وَأَوْلَـدُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ Your wealth and your children are only a Fintah, whereas Allah! With Him is a great reward. Allah said that the wealth and children are a test and trial from Allah the Exalted for His creatures, so that He knows those who obey Him and those who disobey Him. Allah's statement,وَاللَّهُ عِنْدَهُwhereas Allah! With Him meaning, on the Day of Resurrection,أَجْرٌ عَظِيمٌis a great reward. As Allah said;زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَتِ مِنَ النِّسَآءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَـطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَـمِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَـعُ الْحَيَوةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَأَبِ Beautified for men is the love of things they covet; women children, Qanatir Al-Muqantarah of gold and silver, branded beautiful horses, cattle and well-tilled land. This is the pleasure of the present world's life; but Allah has the excellent return with him. 314, and the Ayah after it. Imam Ahmad recorded that Buraydah said, "The Messenger of Allah was giving a speech and Al-Hasan and Husayn came in wearing red shirts, walking and tripping. The Messenger descended from the Minbar, held them and placed them in front of them and said,صَدَقَ اللهُ وَرَسُولُهُ إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ، نَظَرْتُ إِلَى هَذَيْنِ الصَّبِيَّيْنِ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ، فَلَمْ أَصْبِرْ حَتْى قَطَعْتُ حَدِيثِي وَرَفَعْتُهُمَا»Allah and His Messenger said the truth,`Verily, your wealth and your children are a Fitnah.' I saw these two boys walking and tripping and could not be patient until I stopped my speech and picked them up." This was recorded by the Sunan compilers, and At-Tirmidhi said, "Hasan Gharib."The Order for Taqwa, as much as One is CapableAllah said,فَاتَّقُواْ اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْSo have Taqwa of Allah as much as you can; meaning, as much as you are able and can bear or endure. The Two Sahihs recorded that Abu Hurayrah said that the Messenger of Allah said,إِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَائْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَمَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوه»When I command you to do something, do as much as you can of it, and whatever I forbid for you, then avoid it. Allah's statement,وَاسْمَعُواْ وَأَطِيعُواْlisten and obey, means, obey what Allah and His Messenger command you to do and do not stray from it to the right or left. Do not utter a statement or make a decision before Allah and His Messenger issue a statement or decision. Do not ignore what you were ordered to do, nor commit what you were forbidden from CharityAllah the Exalted said,وَأَنْفِقُواْ خَيْراً لاًّنفُسِكُمْand spend in charity; that is better for yourselves. meaning, give from what Allah has granted you to your relatives, the poor, the needy and the weak. Be kind to Allah's creatures, just as Allah was and still is kind with you. This will be better for you in this life and the Hereafter. Otherwise, if you do not do it, it will be worse for you in this life and the Hereafter. Allah said;وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَAnd whosoever is saved from his own greed, then they are the successful ones. This was explained with a similar Ayah in Surat Al-Hashr, where we also mentioned the relevant Hadiths. Therefore, we do not need to repeat them here, all praise and gratitude is due to Allah. Allah the Exalted said,إِن تُقْرِضُواْ اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَـعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْIf you lend to Allah a handsome loan, He will double it for you, and will forgive you. meaning, whatever you spend, then Allah will replace it, and on Him will be the reward of whatever you give away in charity. Allah considered giving charity as if it is a loan to Him, just as Allah said in a Qudsi Hadith,مَنْ يُقْرِضُ غَيْرَ ظَلُومٍ وَلَا عَدِيم»"Who will give a loan to He Who is neither unjust nor poor" This is why Allah the Exalted said in Surat Al-Baqarah,فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةًSo that He may multiply it to him many times 2245 Allah said;وَيَغْفِرْ لَكُمْand will forgive you. meaning, He will erase your mistakes,وَاللَّهُ شَكُورٌAnd Allah is Shakur meaning, He gives abundantly in return for what was little,حَلِيمٌHalim means, He forgives, pardons, covers and absolves the sins, mistakes, errors and shortcomings,عَـلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَـدَةِ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ All-Knower of the unseen and seen, the Almighty, the All-Wise. Its explanation has already preceded several times. This is the end of the Tafsir of Surat At-Taghabun, all the praise and appreciation is due to Allah.
Thisis the end of the Tafsir of Surat At-Taghabun, all the praise and appreciation is due to Allah. At-Tabari 23:420 At-Tabari 23:419, 420 At-Tabari 23:421 Muslim 4:2295 Al-Bukhari, in the book of Tawhid, chapter 46 Tuhfat Al-Ahwadhi 9:222 See volume two, Tafsir of Which was revealed in Al-Madinah or Makkahبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـنِ الرَّحِيمِ In the Name of Allah, the Most Gracious, the Most Allah and mentioning His Creation and KnowledgeThis is the last Surah among Al-Musabbihat. We mentioned before that all creatures praise the glory of Allah, their Creator and Owner. Allah the Exalted said,لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُHis is the dominion, and to Him belongs the praise, meaning, He is the One Who has control over all creation, the One praised for all He created and decreed. Allah's statement,وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌand He is Able to do all things. means that whatever He wills occurs without resistance, and whatever He does not will, never occurs. Allah said,هُوَ الَّذِى خَلَقَكُمْ فَمِنكُمْ كَافِرٌ وَمِنكُمْ مُّؤْمِنٌHe it is Who created you, then some of you are disbelievers and some of you are believers. meaning, Allah created you with these characteristics and He willed that for you. Therefore, there will be believers and disbelievers. Surely, Allah is the One Who sees those who deserve guidance and those who deserve misguidance. He is the Witness over His servant's deeds and He will completely recompense them. This is why Allah the Exalted said,وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌAnd Allah is All-Seer of what you do. Allah said,خَلَقَ السَّمَـوَتِ وَالأَرْضَ بِالْحقِّHe has created the heavens and the earth with truth, with equity and wisdom,وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْand He shaped you and made good your shapes. He made you in the best shapes and forms. Allah the Exalted said,يأَيُّهَا الإِنسَـنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ - الَّذِى خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ - فِى أَىِّ صُورَةٍ مَّا شَآءَ رَكَّبَكَ O man! What has made you careless about your Lord, the most Generous Who created you, fashioned you perfectly and gave you due proportion; in whatever form He willed, He put you together. 826-8 And His saying,اللَّهُ الَّذِى جَعَـلَ لَكُـمُ الاٌّرْضَ قَـرَاراً وَالسَّمَآءَ بِنَـآءً وَصَوَّرَكُـمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُـمْ وَرَزَقَكُـمْ مِّنَ الطَّيِّبَـتِAllah, it is He Who has made for you the earth as a dwelling place and the sky as a canopy, and has given you shape and made your shapes good looking and has provided you with good things. 4064 and His saying;وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُAnd to Him is the return. means the return and final destination. Allah then informs of His knowledge of all that there is in the heavens, in the earth and in the souls, He saidيَعْلَمُ مَا فِى السَّمَـوَتِ وَالاٌّرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعْلِنُونَ وَاللَّهُ عَلِيمُ بِذَاتِ الصُّدُورِ He knows what is in the heavens and on earth, and He knows what you conceal and what you reveal. And Allah is the All-Knower of what is in the breasts.
QS At-Taghabun: 5). Penjelasan Surah At-Taghabun Ayat 5. Setelah membahas tentang musibah. Allah Subhanahu wa ta’ala mengingkatkan kepada orang beriman bahwasaan istri dan anak bisa menjadi musuh. Musibah merupakan segala sesuatu tidak menyenangkan. Jadi jika kita mendapatkan istri yang memusuhi kita, itu adalah musibah.
ASBĀB-UN-NUZŪL SŪRAT-UT-TAGHĀBUNبِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِDengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha PenyayangImām Tirmidzī telah mengetengahkan sebuah hadits demikian pula Imām Ḥākim yang menilai hadits ini sebagai hadits shaḥīḥ. Keduanya mengetengahkan hadits ini bersumber dari Ibnu Abbās yang telah menceritakan, bahwa ayat ini yaitu firman-Nya“Sesungguhnya di antara istri-istri kalian dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi kalian, maka berhati-hatilah kalian terhadap mereka.” QS. Taghābun [64] 14.diturunkan berkenaan dengan suatu kaum dari kalangan penduduk Makkah; mereka telah masuk Islam akan tetapi istri-istri dan anak-anak mereka tidak mau diajak berhijrah ke Madīnah bersama mereka. Ketika kaum itu datang kepada Rasūlullāh di Madīnah, mereka menduga bahwa orang-orang telah mengerti dan memahami perihalnya; mereka pasti akan menghukumnya. Lalu Allah menurunkan firman-Nya“dan jika kalian memaafkan dan tidak marah……” QS. Taghābun [64] 14.Imām Ibnu Jarīr telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Athā’ ibnu Yasār yang telah menceritakan, bahwa surat at-Taghābun semuanya diturunkan di Makkah, kecuali ayat-ayat berikut ini, yaitu firman-Nya“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istri kalian…...” QS. Taghābun [64] 14.Ayat di atas diturunkan berkenaan dengan peristiwa yang dialami oleh Auf bin Mālik al-Asyjaī. Ia mempunya istri dan anak, dan bilamana Auf hendak pergi berperang, mereka menangis seraya menahannya supaya jangan berangkat ke medan perang. Keluarga Athā’ mengatakan “Kepada siapakah kamu akan menitipkan kami.” Tangisan dan halangan mereka membuat hati Athā’ lunak dan akhirnya ia tidak jadi berangkat. Lalu turunlah ayat ini. Sedangkan ayat-ayat yang selanjutnya hingga akhir surat semuanya diturunkan di Ibnu Abī Ḥātim telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Saīd ibnu Jubair yang telah menceritakan, bahwa setelah ayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya“bertaqwālah kalian kepada Allah sebenar-benar taqwā kepada-Nya.” QS. Āli Imrān [3] 102.maka hal ini dirasakan amat berat pengamalannya oleh kaum Muslimīn. Akhirnya mereka tiada henti-hentinya melakukan shalat, sehingga kaki mereka bengkak-bengkak dan dahi mereka luka karena banyaknya shalat yang mereka kerjakan. Lalu Allah menurunkan ayat ini sebagai keringanan buat kaum Muslimīn, yaitu firman-Nya“Maka bertaqwalah kalian kepada Allah menurut kesanggupan kalian…..” QS. Taghābun [64] 16.Diposting pada 21 November Dari 355 191Kali.
TafsirSurat At-Taghabun Ayat-5. 5. أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَؤُا۟ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن قَبْلُ فَذَاقُوا۟ وَبَالَ أَمْرِهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ. a lam ya`tikum naba`ullażīna kafarụ ming qablu fa żāqụ wa bāla amrihim wa lahum يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّ مِنۡ أَزۡوَٰجِكُمۡ وَأَوۡلَٰدِكُمۡ عَدُوّٗا لَّكُمۡ فَٱحۡذَرُوهُمۡۚ وَإِن تَعۡفُواْ وَتَصۡفَحُواْ وَتَغۡفِرُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٌYaaa ayyuhal lazeena aamanooo inna min azwaaji kum wa awlaadikum aduwwal lakum fahzaroohum; wa in ta’foo wa tasfahoo wa taghfiroo fa innal laaha ghafoorur Raheem O you who have believed, indeed, among your wives and your children are enemies to you, so beware of them. But if you pardon and overlook and forgive – then indeed, Allah is Forgiving and Merciful. Yusuf AliO ye who believe! Truly, among your wives and your children are some that are enemies to yourselves so beware of them! But if ye forgive and overlook, and cover up their faults, verily Allah is Oft-Forgiving, Most Merciful. Abul Ala MaududiBelievers, there are enemies to you from among your spouses and your off-spring, so beware of them. But if you forgive and overlook their offences and pardon them, then surely Allah is Most Forgiving, Most Compassionate. Muhsin KhanO you who believe! Verily, among your wives and your children there are enemies for you may stop you from the obedience of Allah, therefore beware of them! But if you pardon them and overlook, and forgive their faults, then verily, Allah is Oft-Forgiving, Most Merciful. PickthallO ye who believe! Lo! among your wives and your children there are enemies for you, therefor beware of them. And if ye efface and overlook and forgive, then lo! Allah is Forgiving, Merciful. Dr. GhaliO you who have believed, surely among your spouses and your children there is an enemy to you, so beware of them. And in case you show clemency, and pardon, and forgive, then surely Allah is EverForgiving, Ever-Merciful. Abdel HaleemBelievers, even among your spouses and your children you have some enemies- beware of them- but if you overlook their offences, forgive them, pardon them, then God is all forgiving, all merciful. Muhammad Junagarhiاے ایمان والو! تمہاری بعض بیویاں اور بعض بچے تمہارے دشمن ہیں پس ان سے ہوشیار رہنا اور اگر تم معاف کر دو اور درگزر کر جاؤ اور بخش دو تو اللہ تعالیٰ بخشنے واﻻ مہربان ہے Ala-Maududi 6414 Believers, there are enemies to you from among your spouses and your off-spring, so beware of them. But if you forgive and overlook their offences and pardon them, then surely Allah is Most Forgiving, Most Compassionate.[29] 29. This verse has two meanings According to the first meaning, it applies to most of those difficulties which are encountered by many believing men from their wives and the women from their husbands and the parents from their children in following the way of God. It seldom so happens in the world that a man has a wife or a wife has a husband, who are full companions and helpers of each other in the matter of faith and righteousness, and that both may also have such children as may be the comfort of their eyes as regards to faith and deeds, morals and conduct. But generally it so happens that if the husband is righteous and honest, the wife and children look upon his honesty and piety and righteousness as a misfortune for themselves, and want that the husband and the father should earn Hell for their sake, and, by giving up the distinction between the lawful and the unlawful, should provide means of luxury and enjoyment, sin and vice, for them in every passable way. On the contrary, many a time a pious believing woman happens to have a husband, who does not at all approve her obedience to the laws of God. And the children, following in the footsteps of the father, make the life of the mother miserable by their deviation and evil deeds. Then, particularly, when during the conflict between Islam and unbelief a man’s faith demands that he should suffer losses for the sake of Allah and this religion, run risks, emigrate from the country or even endanger his life by joining the war against unbelief, the greatest hindrance in his way are the people of his own household. The second meaning relates to those special circumstances which most of the Muslims were facing at the time these verses were sent down, and also today they are faced by every person who embraces Islam in a non-Muslim society. At that time in Makkah and in other parts of Arabia a situation that was commonly being experienced was that a man would embrace Islam but his wife and children would not only be disinclined to accept it but would try their best to press him to give up Islam. And similar were the situation encountered by the women who alone embraced Islam in the family. Addressing the believers who may be confronted with either situation, three things have been impressed First, they have been warned as if to say Although from the worldly point of view these are the dearest relations of man, yet from the religious point of view, they are your enemies. This enmity may be for the reason that they hinder you from good and induce you to do evil, or that they restrain you from belief and pull you towards unbelief, or that their sympathies are with he unbelievers, and through you if they ever come to know any of the war secrets of the Muslims, they convey it to the enemies of Islam. Owing to these the nature and quality of enmity may vary, but in any case it is enmity; and if you hold your faith dearer to your heart, you should regard them as your enemies. In their love you should never forget that between you and them there stands the barrier of belief and unbelief, or of obedience and disobedience. Then, it is said Beware of them. That is, you should not ruin your eternal life for the sake of their worldly life. Let not their love so overwhelm you that they become a hindrance for you in your relationship with Allah and His Messenger peace be upon him and your loyalty to Islam. Do not place such reliance on them that the secrets of the Muslim community should come to their notice and through them reach your enemies only by your negligence and carelessness. This is the first thing of which the Prophet peace be upon him has warned the Muslims in a Hadith A person will be brought up on the Day of Resurrection, and it will be proclaimed His wife and children ate up all his good deeds. In the end, it is said If you pardon and overlook and forgive, Allah is surely All-Forgiving, All-Merciful. It means You are being made aware of their enmity so that you may beware of them and do your best to save your faith from them. This warning does not, however, mean that you should treat your wife and children harshly, or strain your relations with them so as to make your own and their domestic lift miserable and wretched. For if you did so, two of the disadvantages would obviously result First, it may close down every avenue to the reformation of the wife and children forever; second, it may give rise to suspicions and misgivings against Islam in the society and the people around may form the impression that a Muslim turns unduly rigid and ill-tempered for his own children in his own house as soon as he has embraced Islam. In this connection, one should also keep in mind that in the beginning when the people became Muslims, they encountered a special difficulty if their parents were unbelievers. They would press their children to give up the new faith. They would face another difficulty when their wives and children or in case of women, their husbands and children persisted unbelief and would force them to abandon the faith of truth. About the first difficulty, instruction was given in Surah Al-Ankabut, Ayat 8 and Surah Luqman, Ayat 14-15, saying Treat your parents well but if they press you to join with Me another about whom you have no knowledge, do not obey them at all. About the second difficulty the instruction has been given here, saying You must try to save your faith from your children and family members but do not treat them harshly, but rather politely and leniently. For further explanation, see Surah At-Taubah, Ayat 23-24; Surah Al-Mujadalah, ayat 22 note 37; Surah Al- Mumtahanah, ayat 1-3 note 1-3; Surah Munafiqoon, ayat 9 note 18. Ibn-Kathir 14. O you who believe! Verily, among your wives and your children there are enemies for you; therefore beware of them! But if you pardon them and overlook, and forgive, then verily, Allah is Oft-Forgiving, Most Merciful. 15. Your wealth and your children are only a Fitnah, whereas Allah! With Him is a great reward. 16. So have Taqwa of Allah as much as you can; listen and obey, and spend in charity; that is better for yourselves. And whosoever is saved from his own greed, then they are the successful ones. 17. If you lend to Allah a handsome loan, He will double it for you, and will forgive you. And Allah is Shakur, Halim, 18. All-Knower of the unseen and seen, the Almighty, the All-Wise. Warning against the Fitnah of Spouses and Offspring Allah states that some wives and children are enemies to their husbands and fathers, in that they might be busied with them rather than with performing the good deeds. Allah said in another Ayah, ﴿يأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَلُكُمْ وَلاَ أَوْلَـدُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْخَـسِرُونَ ﴾ O you who believe! Let not your properties or you children divert you from the remembrance of Allah. And whosoever does that then they are the losers. 639 Allah the Exalted said here, ﴿فَاحْذَرُوهُمْ﴾ therefore, beware of them! for your religion, according to Ibn Zayd. Mujahid explained the Ayah , ﴿إِنَّ مِنْ أَزْوَجِكُمْ وَأَوْلـدِكُمْ عَدُوّاً لَّكُمْ﴾ Verily, among your wives and your children there are enemies for you; by saying, “They might direct the man to sever his relation or disobey his Lord. The man, who loves his wives and children, might obey them in this case.” Ibn Abi Hatim recorded that Ibn `Abbas said to a man who asked him about this Ayah, ﴿يأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ إِنَّ مِنْ أَزْوَجِكُمْ وَأَوْلـدِكُمْ عَدُوّاً لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ﴾ O you who believe! Verily, among your wives and your children there are enemies for you; therefore beware of them! “There were men who embraced Islam in Makkah and wanted to migrate to Allah’s Messenger . However, their wives and children refused to allow them. Later when they joined Allah’s Messenger , they found that those who were with him the Companions have gained knowledge in the religion, so they were about to punish their wives and children. Allah the Exalted sent down this Ayah, ﴿وَإِن تَعْفُواْ وَتَصْفَحُواْ وَتَغْفِرُواْ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ﴾ But if you pardon them and overlook, and forgive, then verily, Allah is Oft-Forgiving, Most Merciful.” At-Tirmidhi collected this Hadith and said that it is Hasan Sahih. Allah’s statement, ﴿إِنَّمَآ أَمْوَلُكُمْ وَأَوْلَـدُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ ﴾ Your wealth and your children are only a Fintah, whereas Allah! With Him is a great reward. Allah said that the wealth and children are a test and trial from Allah the Exalted for His creatures, so that He knows those who obey Him and those who disobey Him. Allah’s statement, ﴿وَاللَّهُ عِنْدَهُ﴾ whereas Allah! With Him meaning, on the Day of Resurrection, ﴿أَجْرٌ عَظِيمٌ﴾ is a great reward. As Allah said; ﴿زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَتِ مِنَ النِّسَآءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَـطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَـمِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَـعُ الْحَيَوةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَأَبِ ﴾ Beautified for men is the love of things they covet; women children, Qanatir Al-Muqantarah of gold and silver, branded beautiful horses, cattle and well-tilled land. This is the pleasure of the present world’s life; but Allah has the excellent return with him. 314, and the Ayah after it. Imam Ahmad recorded that Buraydah said, “The Messenger of Allah was giving a speech and Al-Hasan and Husayn came in wearing red shirts, walking and tripping. The Messenger descended from the Minbar, held them and placed them in front of them and said, صَدَقَ اللهُ وَرَسُولُهُ إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ، نَظَرْتُ إِلَى هَذَيْنِ الصَّبِيَّيْنِ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ، فَلَمْ أَصْبِرْ حَتْى قَطَعْتُ حَدِيثِي وَرَفَعْتُهُمَا» Allah and His Messenger said the truth,`Verily, your wealth and your children are a Fitnah.’ I saw these two boys walking and tripping and could not be patient until I stopped my speech and picked them up.” This was recorded by the Sunan compilers, and At-Tirmidhi said, “Hasan Gharib.” The Order for Taqwa, as much as One is Capable Allah said, ﴿فَاتَّقُواْ اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ﴾ So have Taqwa of Allah as much as you can; meaning, as much as you are able and can bear or endure. The Two Sahihs recorded that Abu Hurayrah said that the Messenger of Allah said, إِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَائْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَمَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوه» When I command you to do something, do as much as you can of it, and whatever I forbid for you, then avoid it. Allah’s statement, ﴿وَاسْمَعُواْ وَأَطِيعُواْ﴾ listen and obey, means, obey what Allah and His Messenger command you to do and do not stray from it to the right or left. Do not utter a statement or make a decision before Allah and His Messenger issue a statement or decision. Do not ignore what you were ordered to do, nor commit what you were forbidden from doing. Encouraging Charity Allah the Exalted said, ﴿وَأَنْفِقُواْ خَيْراً لاًّنفُسِكُمْ﴾ and spend in charity; that is better for yourselves. meaning, give from what Allah has granted you to your relatives, the poor, the needy and the weak. Be kind to Allah’s creatures, just as Allah was and still is kind with you. This will be better for you in this life and the Hereafter. Otherwise, if you do not do it, it will be worse for you in this life and the Hereafter. Allah said; ﴿وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ﴾ And whosoever is saved from his own greed, then they are the successful ones. This was explained with a similar Ayah in Surat Al-Hashr, where we also mentioned the relevant Hadiths. Therefore, we do not need to repeat them here, all praise and gratitude is due to Allah. Allah the Exalted said, ﴿إِن تُقْرِضُواْ اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَـعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ﴾ If you lend to Allah a handsome loan, He will double it for you, and will forgive you. meaning, whatever you spend, then Allah will replace it, and on Him will be the reward of whatever you give away in charity. Allah considered giving charity as if it is a loan to Him, just as Allah said in a Qudsi Hadith, مَنْ يُقْرِضُ غَيْرَ ظَلُومٍ وَلَا عَدِيم» “Who will give a loan to He Who is neither unjust nor poor” This is why Allah the Exalted said in Surat Al-Baqarah, ﴿فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً﴾ So that He may multiply it to him many times 2245 Allah said; ﴿وَيَغْفِرْ لَكُمْ﴾ and will forgive you. meaning, He will erase your mistakes, ﴿وَاللَّهُ شَكُورٌ﴾ And Allah is Shakur meaning, He gives abundantly in return for what was little, ﴿حَلِيمٌ﴾ Halim means, He forgives, pardons, covers and absolves the sins, mistakes, errors and shortcomings, ﴿عَـلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَـدَةِ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴾ All-Knower of the unseen and seen, the Almighty, the All-Wise. Its explanation has already preceded several times. This is the end of the Tafsir of Surat At-Taghabun, all the praise and appreciation is due to Allah.
Tafsir Ayat ini merupakan peringatan dari Allah subhanahu wa ta’ala kepada kaum Quraisy, dan ayat ini mendukung bahwa surah at-taghobun adalah surah makkiyyah karena audiencenya berkaitan dengan orang-orang kafir Makkah.
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۖ لَهُ ٱلْمُلْكُ وَلَهُ ٱلْحَمْدُ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌArab-Latin yusabbiḥu lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, lahul-mulku wa lahul-ḥamdu wa huwa alā kulli syai`ing qadīrArtinya 1. Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; hanya Allah lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ فَمِنكُمْ كَافِرٌ وَمِنكُم مُّؤْمِنٌ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌhuwallażī khalaqakum fa mingkum kāfiruw wa mingkum mu`min, wallāhu bimā ta’malụna baṣīr2. Dialah yang menciptakan kamu maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang mukmin. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ ۖ وَإِلَيْهِ ٱلْمَصِيرُkhalaqas-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqqi wa ṣawwarakum fa aḥsana ṣuwarakum, wa ilaihil-maṣīr3. Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu itu dan hanya kepada Allah-lah kembalimu.يَعْلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعْلِنُونَ ۚ وَٱللَّهُ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِya’lamu mā fis-samāwāti wal-arḍi wa ya’lamu mā tusirrụna wa mā tu’linụn, wallāhu alīmum biżātiṣ-ṣudụr4. Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi يَأْتِكُمْ نَبَؤُا۟ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن قَبْلُ فَذَاقُوا۟ وَبَالَ أَمْرِهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌa lam ya`tikum naba`ullażīna kafarụ ming qablu fa żāqụ wa bāla amrihim wa lahum ażābun alīm5. Apakah belum datang kepadamu hai orang-orang kafir berita orang-orang kafir terdahulu. Maka mereka telah merasakan akibat yang buruk dari perbuatan mereka dan mereka memperoleh azab yang بِأَنَّهُۥ كَانَت تَّأْتِيهِمْ رُسُلُهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ فَقَالُوٓا۟ أَبَشَرٌ يَهْدُونَنَا فَكَفَرُوا۟ وَتَوَلَّوا۟ ۚ وَّٱسْتَغْنَى ٱللَّهُ ۚ وَٱللَّهُ غَنِىٌّ حَمِيدٌżālika bi`annahụ kānat ta`tīhim rusuluhum bil-bayyināti fa qālū abasyaruy yahdụnanā fa kafarụ wa tawallaw wastagnallāh, wallāhu ganiyyun ḥamīd6. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-Rasul mereka membawa keterangan-keterangan lalu mereka berkata “Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami?” lalu mereka ingkar dan berpaling; dan Allah tidak memerlukan mereka. Dan Allah Maha Kaya lagi Maha ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَن لَّن يُبْعَثُوا۟ ۚ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّى لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ ۚ وَذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌza’amallażīna kafarū al lay yub’aṡụ, qul balā wa rabbī latub’aṡunna ṡumma latunabba`unna bimā amiltum, wa żālika alallāhi yasīr7. Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah “Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. Yang demikian itu adalah mudah bagi بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلنُّورِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلْنَا ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌfa āminụ billāhi wa rasụlihī wan-nụrillażī anzalnā, wallāhu bimā ta’malụna khabīr8. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya Al-Quran yang telah Kami turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ ٱلْجَمْعِ ۖ ذَٰلِكَ يَوْمُ ٱلتَّغَابُنِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ وَيَعْمَلْ صَٰلِحًا يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّـَٔاتِهِۦ وَيُدْخِلْهُ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُyauma yajma’ukum liyaumil-jam’i żālika yaumut-tagābun, wa may yu`mim billāhi wa ya’mal ṣāliḥay yukaffir an-hu sayyi`ātihī wa yudkhil-hu jannātin tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā abadā, żālikal-fauzul-aẓīm9. Ingatlah hari dimana Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, itulah hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang كَفَرُوا۟ وَكَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَآ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُwallażīna kafarụ wa każżabụ bi`āyātinā ulā`ika aṣ-ḥābun-nāri khālidīna fīhā, wa bi`sal-maṣīr10. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah seburuk-buruk tempat أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌArab-Latin mā aṣāba mim muṣībatin illā bi`iżnillāh, wa may yu`mim billāhi yahdi qalbah, wallāhu bikulli syai`in alīmArtinya 11. Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ ۚ فَإِن تَوَلَّيْتُمْ فَإِنَّمَا عَلَىٰ رَسُولِنَا ٱلْبَلَٰغُ ٱلْمُبِينُwa aṭī’ullāha wa aṭī’ur-rasụl, fa in tawallaitum fa innamā alā rasụlinal-balāgul-mubīn12. Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan amanat Allah dengan لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَallāhu lā ilāha illā huw, wa alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn13. Dialah Allah tidak ada Tuhan selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّ مِنْ أَزْوَٰجِكُمْ وَأَوْلَٰدِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَٱحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِن تَعْفُوا۟ وَتَصْفَحُوا۟ وَتَغْفِرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌyā ayyuhallażīna āmanū inna min azwājikum wa aulādikum aduwwal lakum faḥżarụhum, wa in ta’fụ wa taṣfaḥụ wa tagfirụ fa innallāha gafụrur raḥīm14. Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha أَمْوَٰلُكُمْ وَأَوْلَٰدُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَٱللَّهُ عِندَهُۥٓ أَجْرٌ عَظِيمٌinnamā amwālukum wa aulādukum fitnah, wallāhu indahū ajrun aẓīm15. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu, dan di sisi Allah-lah pahala yang ٱللَّهَ مَا ٱسْتَطَعْتُمْ وَٱسْمَعُوا۟ وَأَطِيعُوا۟ وَأَنفِقُوا۟ خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ ۗ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَfattaqullāha mastaṭa’tum wasma’ụ wa aṭī’ụ wa anfiqụ khairal li`anfusikum, wa may yụqa syuḥḥa nafsihī fa ulā`ika humul-mufliḥụn16. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang تُقْرِضُوا۟ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَٰعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَٱللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌin tuqriḍullāha qarḍan ḥasanay yuḍā’if-hu lakum wa yagfir lakum, wallāhu syakụrun ḥalīm17. Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُālimul-gaibi wasy-syahādatil-azīzul-ḥakīm18. Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Yang Maha Perkasa lagi Maha ke-64 at-Taghabun, artinya Hari dinampakkan kesalahan-kesalahan, lengkap ayat 1-18. Surat ini menerangkan tentang tertipunya orang-orang kafir dan kerugian mereka, sebagai peringatan dari kekufuran dan para pengikutnya.
1Hadis+at+taubah+ayat+105 2 dalil+kitab+injil 3 dalil+kitab+zabur 4 surat at taubah ayat 105 5 hadist+al-hujurat+ayat+12 6 Zabur 7 Hadis+riwayat+muslim:1635 8 ibrahim 7 9 Al Isra ayat 26-27 10 injil 11 ali imran 12 dalil+kitab+Al quran 13 dalil+kitab+taurat 14 Al baqarah ayat 208 209 15 Ali imran 159 16 Surat+al ikhlas 17 Nomor surat 18 YUNUS
64. QS. At-Taghabun Hari Dinampakkan Kesalahan 18 ayat بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ يُسَبِّحُ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ‌ۚ لَهُ الۡمُلۡكُ وَلَهُ الۡحَمۡدُ‌ۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ Yusabbihu lillaahi maa fis samaawaati wa maa fil ardi lahul mulku wa lahul hamd, wa Huwa 'alaa kulli shai 'in Qadiir 1. Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah; milik-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya pula segala puji; dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. هُوَ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ فَمِنۡكُمۡ كَافِرٌ وَّمِنۡكُمۡ مُّؤۡمِنٌ‌ؕ وَاللّٰهُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ بَصِيۡرٌ Huwal lazii khalaqakum faminkum kaafirunw wa min kum mu'min ; wallaahu bimaa ta'maluuna Basiir 2. Dialah yang menciptakan kamu, lalu di antara kamu ada yang kafir dan di antara kamu juga ada yang mukmin. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ بِالۡحَـقِّ وَصَوَّرَكُمۡ‌ فَاَحۡسَنَ صُوَرَكُمۡۚ‌ وَاِلَيۡهِ الۡمَصِيۡرُ Khalaqas samaawaati wal arda bilhaqqi wa sawwarakum fa ahsana suwarakum wa ilaihil masiir 3. Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar, Dia membentuk rupamu lalu memperbagus rupamu, dan kepada-Nya tempat kembali. يَعۡلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَيَعۡلَمُ مَا تُسِرُّوۡنَ وَمَا تُعۡلِنُوۡنَ‌ؕ وَاللّٰهُ عَلِيۡمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوۡرِ Ya'lamu maa fis samaawaati wal ardi wa ya'lamu maa tusirruuna wa maa tu'linuun; wallaahu 'Aliimum bizaatis suduur 4. Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati. اَلَمۡ يَاۡتِكُمۡ نَبَـؤُا الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا مِنۡ قَبۡلُ فَذَاقُوۡا وَبَالَ اَمۡرِهِمۡ وَلَهُمۡ عَذَابٌ اَلِيۡمٌ Alam yaatikum naba'ul laziina kafaruu min qablu fazaaquu wabaala amrihim wa lahum 'azaabun aliim 5. Apakah belum sampai kepadamu orang-orang kafir berita orang-orang kafir dahulu? Maka mereka telah merasakan akibat buruk dari perbuatannya dan mereka memperoleh azab yang pedih. ذٰ لِكَ بِاَنَّهٗ كَانَتۡ تَّاۡتِيۡهِمۡ رُسُلُهُمۡ بِالۡبَيِّنٰتِ فَقَالُوۡۤا اَبَشَرٌ يَّهۡدُوۡنَـنَا فَكَفَرُوۡا وَتَوَلَّوْا‌ وَّاسۡتَغۡنَى اللّٰهُ‌ ؕ وَاللّٰهُ غَنِىٌّ حَمِيۡدٌ Zaalika bi annahuu kaanat taatiihim Rusuluhum bilbaiyinaati faqooluu a basharuny yahduunanaa fakafaruu wa tawallaw; wastaghnal laah; wallaahu ghaniyyun hamiid 6. Yang demikian itu karena sesungguhnya ketika rasul-rasul datang kepada mereka membawa keterangan-ke-terangan lalu mereka berkata, "Apakah pantas manusia yang memberi petunjuk kepada kami?" Lalu mereka ingkar dan berpaling; padahal Allah tidak memerlukan mereka. Dan Allah Mahakaya, Maha Terpuji. زَعَمَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡۤا اَنۡ لَّنۡ يُّبۡـعَـثُـوۡا‌ ؕ قُلۡ بَلٰى وَرَبِّىۡ لَـتُبۡـعَـثُـنَّ ثُمَّ لَـتُنَـبَّـؤُنَّ بِمَا عَمِلۡـتُمۡ‌ؕ وَذٰ لِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيۡرٌ Za'amal laziina kafaruuu al-lany yub'asuu; qul balaa wa rabbii latub'asunna summa latunabba'unna bimaa 'amiltum; wa zaalika 'alal laahi yasiir 7. Orang-orang yang kafir mengira, bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah Muhammad, "Tidak demikian, demi Tuhanku, kamu pasti dibangkitkan, kemudian diberitakan semua yang telah kamu kerjakan." Dan yang demikian itu mudah bagi Allah. فَاٰمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَالنُّوۡرِ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلۡنَا‌ؕ وَاللّٰهُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِيۡرٌ Fa-aaminuu billaahi wa rasuulihii wannuuril laziii anzalnaa; wallaahu bima ta'maluuna khabiir 8. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya Al-Qur'an yang telah Kami turunkan. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. يَوۡمَ يَجۡمَعُكُمۡ لِيَوۡمِ الۡجَمۡعِ‌ ذٰ لِكَ يَوۡمُ التَّغَابُنِ‌ ؕ وَمَنۡ يُّؤۡمِنۡۢ بِاللّٰهِ وَيَعۡمَلۡ صَالِحًـا يُّكَفِّرۡ عَنۡهُ سَيِّاٰتِهٖ وَيُدۡخِلۡهُ جَنّٰتٍ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهَا الۡاَنۡهٰرُ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَاۤ اَبَدًا‌ ؕ ذٰ لِكَ الۡفَوۡزُ الۡعَظِیْمُ Ywma yajma'ukum li yawmil jam'i zaalika yawmut taghaabun; wa many-yumim billaahi wa ya'mal saalihany yukaffir 'anhu sayyi aatihii wa yudkhilhu jannaatin tajrii min tahtihal anhaaru khaalidiina fiihaaa abadaa; zaalikal fawzul 'aziim 9. Ingatlah pada hari ketika Allah mengumpulkan kamu pada hari berhimpun, itulah hari pengungkapan kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung. وَالَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا وَكَذَّبُوۡا بِاٰيٰتِنَاۤ اُولٰٓٮِٕكَ اَصۡحٰبُ النَّارِ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَا‌ ؕ وَبِئۡسَ الۡمَصِيۡرُ Wallaziina kafaruu wa kazzabuu bi aayaaatinaaa ulaaa'ika ashaabun naari khaalidiina fiihaa bi'sal masiir 10. Dan orang-orang yang kafir dan men-dustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. مَاۤ اَصَابَ مِنۡ مُّصِيۡبَةٍ اِلَّا بِاِذۡنِ اللّٰهِ‌ؕ وَمَنۡ يُّؤۡمِنۡۢ بِاللّٰهِ يَهۡدِ قَلۡبَهٗ‌ؕ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمٌ Maaa asaaba mim musii batin illaa bi-iznil laah; wa many yu'mim billaahi yahdi qalbah; wallaahu bikulli shai;in Aliim 11. Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa seseorang, kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. وَاَطِيۡعُوا اللّٰهَ وَاَطِيۡعُوا الرَّسُوۡلَ‌ۚ فَاِنۡ تَوَلَّيۡتُمۡ فَاِنَّمَا عَلٰى رَسُوۡلِنَا الۡبَلٰغُ الۡمُبِيۡنُ Wa atii'ul laaha wa atii'ur Rasuul; fa in tawallaitum fa innamaa 'alaa Rasuulinal balaaghul mubiin 12. Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan amanah Allah dengan terang. اَللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ‌ؕ وَعَلَى اللّٰهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ Allaahu laaa ilaaha illaa Huu; wa 'alal laahi falyata wakkalil mu'minuun 13. Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakal kepada Allah. يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنَّ مِنۡ اَزۡوَاجِكُمۡ وَاَوۡلَادِكُمۡ عَدُوًّا لَّكُمۡ فَاحۡذَرُوۡهُمۡ‌ۚ وَاِنۡ تَعۡفُوۡا وَتَصۡفَحُوۡا وَتَغۡفِرُوۡا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ Yaaa ayyuhal laziina aamanuuu inna min azwaaji kum wa awlaadikum 'aduwwal lakum fahzaruuhum; wa in ta'fuu wa tasfahuu wa taghfiruu fa innal laaha ghafuurur Rahiim 14. Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. اِنَّمَاۤ اَمۡوَالُـكُمۡ وَاَوۡلَادُكُمۡ فِتۡنَةٌ ‌ؕ وَاللّٰهُ عِنۡدَهٗۤ اَجۡرٌ عَظِيۡمٌ Innamaa amwaalukum wa awlaadukum fitnah; wallaahu 'indahuuu ajrun 'aziim 15. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu, dan di sisi Allah pahala yang besar. فَاتَّقُوا اللّٰهَ مَا اسۡتَطَعۡتُمۡ وَاسۡمَعُوۡا وَاَطِيۡعُوۡا وَاَنۡفِقُوۡا خَيۡرًا لِّاَنۡفُسِكُمۡ‌ؕ وَمَنۡ يُّوۡقَ شُحَّ نَفۡسِهٖ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ Fattaqul laaha mastat'tum wasma'uu wa atii'uu waanfiquu khairal li anfusikum; wa many-yuuqa shuha nafsihii fa-ulaaa'ika humul muflihuun 16. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barang-siapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung. اِنۡ تُقۡرِضُوا اللّٰهَ قَرۡضًا حَسَنًا يُّضٰعِفۡهُ لَـكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَـكُمۡ‌ؕ وَاللّٰهُ شَكُوۡرٌ حَلِيۡمٌۙ In tuqridul laaha qardan hasanany yudd'ifhu lakum wa yaghfir lakum; wallaahu Shakuurun Haliim 17. Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya Dia melipatgandakan balasan untukmu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Penyantun. عٰلِمُ الۡغَيۡبِ وَالشَّهَادَةِ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ 'Aalimul-Ghaibi wash-shahaadatil 'Aziizul Hakiim 18. Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Bemindful of God as much as you can; hear and obey; be charitable– it is for your own good. Those who are saved from their own meanness will be the prosperous ones: .
  • 6obidbo4qw.pages.dev/230
  • 6obidbo4qw.pages.dev/582
  • 6obidbo4qw.pages.dev/318
  • 6obidbo4qw.pages.dev/420
  • 6obidbo4qw.pages.dev/220
  • 6obidbo4qw.pages.dev/496
  • 6obidbo4qw.pages.dev/210
  • 6obidbo4qw.pages.dev/361
  • 6obidbo4qw.pages.dev/471
  • 6obidbo4qw.pages.dev/243
  • 6obidbo4qw.pages.dev/797
  • 6obidbo4qw.pages.dev/311
  • 6obidbo4qw.pages.dev/437
  • 6obidbo4qw.pages.dev/209
  • 6obidbo4qw.pages.dev/342
  • tafsir surat at taghabun